SENYAWA KOMPLEKS
Senin, 07 Mei 2014
Disusun Oleh :
Kelompok 1 P.Kimia 2A (Kloter 1)
Khansa Nur Haida Muhsin 1113016200002
Ghina Rahmawati 1113016200012
Raden Rizka Pratiwi 1113016200016
Mega Firdhania 1113016200018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk membuat garam mohr, dimana garam mohr merupakan salah satu
contoh senyawa kompleks dengan rumus kimia (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
yang bertindak sebagai atom pusat adalah besi dan ligannya adalah ammonium dan
sulfat. Selain untuk membuat garam mohr, praktikum ini juga bertujuan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada padatan tembaga kompleks CuSO4.5H2O
bila salah satu molekul dari ligannya yaitu air hilang dari atom pusat. Saat CuSO4.5H2O
kehilangan satu ligan/molekul air akan berubah warna dari biru menjadi putih,
dan ketika ditetesi air warna berubah kembali menjadi biru. Ini dikarenakan
molekul yang hilang tadi telah kembali.
Kata Kunci: Senyawa Kompleks, Garam
Mohr, Ligan.
ABSTRACT
This
research aims to make Mohr salt Mohr, Mohr salt which is one
example of a complex compound with the chemical formula (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
which acts as the central atom is iron and its ligands are ammonium and
sulfate. In addition to making salt Mohr, this research also aims to determine
the changes that occur in solid complex copper CuSO4.5H2O
when one ligand is a molecule of water is lost from the central atom. When CuSO4.5H2O
lose one ligand / molecule of water will change color from blue to white, and
when the water spilled color changes back to blue. This is because the
molecules are lost had been returned.
Keywords:
Complex Compound, Mohr Salt, Ligand.
1.
INTRODUCTION
Senyawa
kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion kompleks. Ion
kompleks terdiri dari satu atom pusat (central metal cation) berupa logam
transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat atom atau molekul
netral yang disebut ligan (ligands) dengan ikatan koordinasi. (www.planetkimia.com)
Ligan
adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang dapat menyumbangkan
sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu dala lengkung
koordinasi. Sehingga, ligan merupakan basa lewis dan ion logam adalah asam
lewis (Petrucci, 1989:183). Jumlah total ikatan logam dengan ligan dalam sebuah
kompleks (bisanya dua sampai enam) disebut bilangan koordinasi (coordination
number) logam tersebut. Beberapa ligan yang lazim ialah ion halida (F-,Cl-,
Br-, I-), ammonia (NH3), karbon monoksida
(CO), dan air (Oxtoby, 2003:139).
Atom
dalam suatu ligan yang terkait langsung dengan atom logam dikenal sebagai atom
donor. Contohnya, nitrogen adalah atom donor dalam ion kompleks [Cu(NH3)4]2+
(Chang, 2005:239)
Bergantung
pada banyaknya atom donor yang ada, ligan digolongkan sebagai monodentat,
bidentat, atau polidentat. H2O dan NH3 adalah ligan
monodentat dengan masing-masing hanya satu atom donor (Chang, 2005:239). Ligan
bidentat memiliki 2 atom donor. Ligan tridentat memiliki 3 atom donor
(catatankimia.com)
Salah
satu ciri penting dari logam transisi ialah kemampuannya membentuk kompleks
dengan molekul kecil dan ion. Contohnya padatan tembaga (II) sulfat dibuat
dengan mereaksikan tembaga dan asam sulfat pekat-panas. Nama lazimnya vitriol
biru, menyatakan asalnya dan warnanya yang merupaka sifatnya yang paling mudah
dilihat. Akan tetapi senyawa ini tidak sekadar tembaga dan sulfat, tetapi juga
air. Air dalam biru sangat penting, sebab bila air ini dikeluarkan dengan
pemberian panas yang tinggi, warna birunya hilang, berganti menjadi tembaga
(II) sulfat berwarna putih kehijauan (Oxtoby, 2003:138)
2.
MATERIAL
AND METHODS
Penelitian dilaksanakan pada
Senin, 05 April 2014 pukul 13.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB di Laboratorium
Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Gelas beaker 100ml 2 buah
Indikator pH universal 1
buah
Batang pengaduk 1 buah
Penangas/ waterbath 1
buah
Oven 1
buah
Pipet tetes 3 buah
Kaca arloji 1 buah
Neraca 1
buah
Kertas saring 1
buah
Cawan porselin 1 buah
Desikator 1
buah
Statif dan ring 1
buah
Corong kaca 1
buah
Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
Serbuk besi, Larutan H2SO4,
Larutan NH3, Padatan Cu, Air.
Prosedur
Penelitian
Membuat garam mohr
Larutan A
1. Menimbang
serbuk besi seberat 1,75 gram lalu diletakkan pada gelas beaker 100ml.
2. Menambahkan
25ml H2SO4 10% ke dalam gelas beaker yang telah berisi
serbuk besi.
3. Memanaskan
gelas beaker dalam penangas/waterbath hingga terbentuk endapan.
4. Menyaring
larutan dengan kertas saring, lalu menambahkan 2 tetes H2SO4
pekat pada filtrat.
5. Larutan
dipanaskan kembali dalam penangas/ waterbath. Larutan ini yang kami namai
larutan A.
Larutan
B
1.
Menuangkan 25ml H2SO4
10% ke dalam gelas beaker.
2.
Menetralkan larutan H2SO4
10% tersebut dengan larutan NH3 hingga pH menjadi 7.
3.
Panaskan larutan dalam waterbath hingga
larutan menjadi jenuh. Larutan inilah yang kami namai dengan larutan B.
Larutan C
1.
Mencampurkan larutan A dan larutan B
dalam satu gelas beaker.
2.
Memanaskan larutan dalam penangas/ waterbath
hingga terbentuk Kristal.
3.
Menimbang larutan yang terbentuk.
Garam
vitriol Biru
1. Menimbang
padatan Cu seberat 1,5 gram.
2. Memanaskan
cawan porselin dalam oven selama 10 menit, lalu mengeringkannya dalam desikator
selama 5 menit.
3. Meletakkan
padatan Cu pada cawan porselin dan dipanaskan dalam oven sampai berubah warna.
4. Mengeringkan
padatan Cu dalam desikator.
5. Menetesi
padatan Cu yang telah berubah warna dengan air.
3.
RESULT
AND DISCUSSION
Hasil
pengamatan
Reaksi pada larutan A
H2SO4 (aq) + Fe (s) à FeSO4
(aq) + H2 (g)
Hijau
Tosca
Reaksi pada larutan B
H2SO4 (aq) + NH3
(aq) à (NH4)2SO4
(aq)
Tak berwarna
Reaksi pada larutan C
FeSO4 (aq) + (NH4)2SO4
(aq) + 6 H2O à (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Massa Fe yang ditimbang = 1,75 gram
Ar Fe = 55,8 à
Massa molekul Fe = 55,8 gram/mol
Sehingga, mol Fe=
= 0,03136 mol
Massa Kristal garam Mohr yang terbentuk
7,55 gram
Mr garam Mohr = (2.Ar N)+(8.Ar H)+Ar
Fe+(2.Ar S)+(8.Ar O)+(12.Ar H)+(6.Ar O)
= (2.14)+(8.1)+55,8+(2.32)+(8.16)+(12.1)+(6.16)
= 28+8+55,8+64+128+12+96
= 391,8
ð Massa
molekul (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
= 391,8 gram/mol
Massa
garam Mohr yang harusnya terbentuk
=
mol Fe. Mr garam mohr
=
0,03136 mol . 391,8 gram/mol
=
12, 2868 gram
Massa
Cu yang di panaskan = 1,5 gram
Saat
pemanasan CuSO4.5H2O
(s) à [Cu(H2O)4]2+SO4
(s) + H2O (g)
Dilepas
keudara
Pembahasan
Pada percobaan ini dibuat garam
Mohr dengan mereaksikan serabut Fe dengan larutan H2SO4
10% lalu di panaskan. Reaksi yang terjadi adalah Fe(s) + H2SO4(aq)
à
FeSO4(aq) + H2(g) . Larutan FeSO4 berubah
warna menjadi hijau tosca, dimana ini merupakan ciri terjadinya suatu reaksi
kimia. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk menyaring endapan-endapan yang
terbentuk, kemudian tambahkan 2 tetes H2SO4 pekat dan
dipanaskan kembali hingga mengkristal. Ini kami namakan Larutan A.
Larutan
B dibuat dengan menetralkan larutan H2SO4 10% dengan NH3
hingga pH menjadi 7. Kemudian dipanaskan hingga jenuh. Ciri dari larutan jenuh
ini adalah larutan menjadi kental dan terdapat endapan. Reaksi yang
terjadi H2SO4(aq)
+ NH3(aq) à (NH4)2SO4
(aq)
Pembuatan
kristal garam mohr dilakukan dengan mencampurkan larutan A dengan larutan B
ketika masih sama-sama panas, ini dilakukan untuk mencegah pengkristalan pada
suhu rendah. Setelah dipanaskan dengan waktu yang cukup lama, terbentuklah
Kristal garam mohr dengan massa 7,55 gram. Reaksi yang terjadi FeSO4(aq)
+ (NH4)2SO4(aq) + H2O(l) à
(NH4)2Fe(SO4)2. 6H2O
(s). Dalam senyawa kompleks ini Fe2+ berperan sebagai atom pusat
dengan H2O sebagai ligannya.
Percobaan
kedua yaitu membuat senyawa tembaga kompleks. Senyawa yang dikristalkan disini
CuSO4. 5H2O(s) molekul air yang kelima ini tidak
terkoordinasi langsung pada tembaga. Setelah Kristal dipanaskan dalam oven
warna Kristal yang awalnya biru berubah menjadi putih karena ligan/molekul air
yang kelima ini menguap. Tapi setelah ditetesi 2 tetes air, Kristal kembali
berwarna biru. Ini terjadi karena Kristal telah mendapatkan kembali
ligan/molekul air yang hilang tadi.
Padatan
tembaga (II) sulfat dibuat dengan mereaksikan tembaga dan asam sulfat
pekat-panas. Nama lazimnya vitriol biru, menyatakan asalnya dan warnanya yang
merupakan sifat yang paling mudah dilihat. Akan tetapi, senyawa ini tidak
sekadar tembaga dan sulfat, tetapi juga air. Air dalam vitriol biru sangat
penting, sebab bila air ini dikeluarkan dengan pemberian panas yang tinggi
warna birunya hilang. Warna biru dari vitriol biru berasal berasal dari
kompleks koordinasi yang molekul H2O nya berikatan langsung dengan
ion Cu2+ membentuk ion komposit dengan rumus [Cu(H2O)4]2+.
Sebagai asam lewis, ion Cu2+ mengkoordinasi empat molekul air
menjadi satu kelompok dengan menerima kerapatan elektron masing-masing dari
pasangan elektron menyendirinya. Dengan bertindak sebagai donor pasangan
elektron dari berbagai kerapatan elektron dengan ion Cu2+ , keempat
molekul air yang dalam interaksi ini disebut ligan, masuk kedalam lengkung
koordinasi ion tersebut. Vitriol biru memiliki rumus kimia [Cu(H2O)4]SO4.
5H2O, molekul air kelima tidak terkoordinasi langsung pada tembaga.
(Oxtoby, 2003:138)
4.
CONCLUSSION
Dari percobaan yang
telah dilakukan dan dibahas dalam pembahasan di atas dapat disimpulkan:
1) Garam
Mohr merupakan senyawa kompleks besi dengan ligan ammonium dan sulfat. Rumus
kimianya (NH4)2Fe(SO4)2. 6H2O
2) Garam
Mohr dapat dibuat dengan cara kristalisasi
Fe(s)+ H2SO4(aq) yang dicampur dengan (NH4)2SO4
(aq)
3) Senyawa
CuSO4. 5H2O yang berwarna biru dapat berubah menjadi
senya CuSO4 anhidrat berwarna putih dengan dilakukan pemanasan suhu
tinggi.
5.
DAFTAR
PUSTAKA
Chang,
Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti
Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. 2005.
Oxtoby,
David W, dkk. Prinsip-Prinsip Kimia
Modern Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. 1999.
Petrucci,
Ralph H. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern Jilid 3 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga . 1985.
Anonim.
Ligan. catatankimia.com/catatan/ligan.html
Diakses pada 7 Mei 2014 pukul 21.39 WIB
Pandini,
Nurul Intan. Senyawa Kompleks. www.planetkimia.com/2013/03/senyawa-kompleks/
Diakses pada 7 Mei pukul 20.49 WIB
6.
TABLE
DAN FIGURE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar