Sabtu, 11 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM SEL GALVANIK (SEL VOLTA)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 2

Sel Galvanik
Tanggal : 07 April 2014

Disusun Oleh:
Nama: Ghina Rahmawati
Nim: 1113016200012

Kelompok 1 Kimia 2a (Kloter 1)
1.      Khansa Nur Haida Muhsin     1113016200002
2.      Raden Rizka Pratiwi               1113016200016
3.      Mega Firdhania                       1113016200018

Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014



       I.            JUDUL PRAKTIKUM
Sel Galvanik

    II.            TANGGAL PRAKTIKUM
Senin, 07 April 2014

 III.            TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mengamati voltase yang dihasilkan dari sel galvani.
2.      Membuat jembatan garam dari bahan yang berbeda-beda.
3.      Menguji jembatan garam yang telah dibuat kedalam sel galvanic dan mengamati voltasenya.

 IV.            LANDASAN TEORI
Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan energy redoks spontan disebut sel galvanic atau sel volta, diambil dari nama ilmuwan Italia Luigi Galvani dan Alessandro Volta yang membuat versi awal dari alat ini (Chang, 2005:197). Suatu sel galvani menghasilkan listrik karena adanya perbedaan daya Tarik dua elektroda terhadap electron, sehingga electron mengalir dari yang lemah ke yang kuat daya tariknya. Jika daya Tarik itu disebut potensial elektroda, maka perbedaan potensial kedua elektroda disebut potensial sel atau daya gerak listrik (DGL) sel dalam satuan volt (V) (Syukri, 1999:527)
Mengikuti apa yang dikatakan Michael Faraday, para ahli kimia menyebut sisi berlangsungnya oksidasi dalam sel elektrokimia sebagai anoda dan sisi berlangsungnya reduksi sebagai katoda (Oxtoby, 2001:378)
Untuk melengkapi rangkaian listriknya, kedua larutan harus dihubungkan oleh suatu medium penghantar agar kation dan anion dapat bergerak dari satu kompartemen elektroda ke kompartemen elektroda lainnya. Persyaratan ini terpenuhi oleh jembatan garam yang dalam bentuk sederhananya berupa tabung U terbalik yang berisi larutan electron inert, seperti KCl atau NH4NO3 yang ion-ionnya tidak akan bereaksi dengan ion lain dalam larutan atau dengan elektroda (Chang, 2005:197)

    V.            ALAT DAN BAHAN
Alat:
Kabel penghubung      2 buah
Gelas air mineral         2 buah
Amplas                        1 lembar
Tabung U                    1 buah
Multimeter                  1 buah

Bahan:
Lempengan Zn            1 lempeng
Lempengan Cu            1 lempeng
ZnSO4 1M                   15 ml
CuSO4                         15 ml
Agar-agar                    1 bungkus
Melon                          secukupnya
Pepaya                             secukupnya
Mangga                       secukupnya
Bengkoang                  secukupnya

 VI.            LANGKAH KERJA DAN HASIL
No.
Langkah Kerja
Hasil
1.
Memasak agar-agar dan ditambahkan bubuk KCl

2.
Memasukkan agar-agar yang masih panas ke tabung U.

3.
Mengiris buah-buahan menjadi bentuk U

4.
Menuang 15 ml ZnSO4 ke dalam gelas 1 dan 15 ml CuSO4 ke dalam gelas 2.

5.
Mengamplas batang Zn dan batang Cu sampai bersih

6.
Menjadikan kedua batang tersebut sebagai elektroda. Batang Zn untuk elektroda larutan ZnSO4 dan batang Cu untuk elektroda CuSO4. Menghubungkannya dengan kabel penghubung dan voltmeter di tengahnya.

7.
Menggunakan jembatan garam agar-agar dan dilihat voltasenya setiap 2 menit.
2 menit pertama 0,95V
2 menit kedua 0,96V
2 menit ketiga 0,97V
8.
Menggunakan jembatan garam melon dan dilihat voltasenya setiap 2 menit.
2 menit pertama 0,90V
2 menit kedua 0,90V
2 menit ketiga 0,90V
9.
Menggunakan jembatan garam pepaya dan dilihat voltasenya.
2 menit pertama 0,87V
2 menit kedua 0,88V
2 menit ketiga 0,89V
10.
Menggunakan jembatan garam mangga dan dilihat voltasenya setiap 2 menit.
2 menit pertama 0,87V
2 menit kedua 0,87V
2 menit ketiga 0,87V
11.
Menggunakan jembatan garam bengkoang dan dilihat voltasenya setiap 2 menit.
2 menit pertama 0,91V
2 menit kedua 0,90V
2 menit ketiga 0,91V


VII.            ANALISIS DATA
Ø  ZnSO4 (aq) 1M yang digunakan sebanyak 15 ml
Ø  CuSO4 (aq) 1M yang digunakan sebanyak 15 ml
Ø  Jembatan garam yang digunakan adalah agar-agar, melon, papaya, manga, bengkoang.
No.
Jembatan garam
Voltase
Voltase rata-rata
2 menit ke-
1
2
3
1.
Agar-agar
0,95V
0,96V
0,97V
0,96 V
2.
Melon
0,90V
0,90V
0,90V
0,90 V
3.
Pepaya
0,87V
0,88V
0,89V
0,88 V
4.
Manga
0,87V
0,87V
0,87V
0,87 V
5.
bengkoang
0,91V
0,90V
0,91V
0,91 V


VIII.            PEMBAHASAN
Seperti yang telah dikemukakan dalam dasar teori bahwa sel galvanic atau sel volta adalah peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan energy redoks spontan (Chang, 2005:197). Untuk itu dalam percobaan ini kami mengamati voltase yang dihasilkan dari sel galvani. Voltase yang ditunjukkan voltmeter adalah selisih potensial listrik. Listrik yang terjadi dihasilkan dari aliran electron dari batang Zn sebagai anoda ke batang Cu sebagai katoda. Reaksi keduanya adalah:
Katoda:           Cu2+ (aq) + 2e à Cu (s)          (reduksi)
Anoda:                        Zn (s) à Zn2+ (aq) + 2e          (oksidasi)
Cu2+ (aq) + Zn (s) à Cu (s) + Zn2+ (aq)
Jembatan garam yang kita gunakan dalam percobaan ini adalah tabung U yang diisi agar-agar dan KCl, manga, papaya, melon, dan bengkoang yang di bentuk U. Selama reaksi redoks keseluruhan berjalan, electron mengalir keluar dari anoda (Zn) melalui kawat dan voltmeter menuju katoda (Cu). Di dalam larutan kation-kation (Zn2+, Cu2+, dan K+ ) bergerak kearah katoda, sementara anion-anion (SO42- dan Cl- ) bergerak ke anoda. Tanpa jembatan garam yang menghubungkan kedua larutan, terjadinya penumpukan muatan positif dalam kompartemen anoda (karena pembentukan ion Zn2+) dan muatan negative dalam kompartemen katoda (terjadi ketika sebagian Cu2+ tereduksi menjadi Cu) tentunya dengan cepat akan menghentikan kerja sel (Chang, 2005:197). Selain itu jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada di dalam larutan di dalam kedua bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung (Anonim, 2013).
Pada elektroda tembaga, atom tembaga kehilangan elektronnya dan memasuki larutan sebagai ion Cu2+. Electron dari tembaga mengalir melalui kawat dan lingkar arus pengukur listrik menuju elektroda perak (dalam percobaan ini Zn). Disini ion Ag+ (dalam percobaan ini Zn2+) memperoleh electron dan mengendap sebagai logam perak (dalam logam ini seng). Tanpa adanya jembatan garam setengah sel tembaga akan kelebihan Cu2+ dan bermuatan positif, dan sebaliknya (Petrucci, 1985:10).
Dari percobaan menggunakan jembatan garam yang berbeda-beda, didapati bahwa voltase yang dihasilkan dengan jembatan garam agar-agar lebih besar dibandingkan jembatan garam yang digunakan buah-buahan. Ini disebabkan kita mencampurkan KCl dengan massa yang banyak sehingga konsentrasi garam di dalam agar-agar menjadi tinggi. Selain itu gerakan-gerakan yang praktikan lakukan membuat elektroda tidak stabil dan voltase berubah-ubah.

 IX.            KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1.         Sel volta mengubah energy kimia menjadi energy listrik.
2.         Jembatan garam agar-agar menghasilkan voltase yang lebih tinggi dibanding jembatan garam buah-buahan.
3.         Gerakan elektroda / gangguan mempengaruhi voltase.

    X.            DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid II. Jakarta: Erlangga. 2005.
Oxtoby, David W. Kimia Modern Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2001.
Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid III. Jakarta: Erlangga. 1985.
Syukri, S. Kimia Dasar. Bandung: Penerbit ITB. 1999.

Anonim. Sel Galvani. www.ilmukimia.org/2013/05/sel-galvani.html. Diakses Sabtu, 12 April 2014 pukul 11.23 WIB.

1 komentar:

  1. assalamu'alaikum.... maaf mbk sekadar tanya. Jembatan garam yang lebih baik yang pakai agar2 atau buah2n ya? soalnya di blog sebelah berbalikan

    BalasHapus