Senin, 07 Juli 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2 Sel Elektrolisis

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 2
Sel Elektrolisis
Tanggal : 5 Mei 2014




Disusun Oleh:
Nama: Ghina Rahmawati
Nim: 1113016200012

Kelompok 1 Kimia 2a (Kloter 1)
1.      Khansa Nur Haida Muhsin     1113016200002
2.      Raden Rizka Pratiwi               1113016200016
3.      Mega Firdhania                       1113016200018

Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014



       I.            JUDUL PRAKTIKUM
Sel Elektrolisis

    II.            TANGGAL PRAKTIKUM
Senin, 7 April 2014

 III.            TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Mengamati elektrolisis ZnSO4 dan CuSO4 dengan elektroda Cu, Fe, dan Zn.
2.      Mengamati perubahan yang terjadi selama proses elektrolisis.
3.      Mengetahui arus yang dihasilkan dari proses elektrolisis ZnSO4 dan CuSO4.

 IV.            LANDASAN TEORI
Elektrokimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan Antara energi listrik dan reaksi kimia (Syukri, 1999:513). Reaksi elektrolisis, dimana perubahan non-spontan terjadi dengan mengalirkan arus listrik melalui sistem kimia. Tempat terjadinya reaksi disebut sel elektrolisis atau sel elektrolitik (Anonim, amc.kimiaundip.ac.id). Pada sel elektrolisis, reaksi kimia tidak terjadi secara spontan tetapi melalui perbedaan potensial yang dipicu dari luar sistem. Anoda berfungsi sebagai elektroda bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif, sehingga arus listrik mengalir dari anoda ke katoda (kimia.unnes.ac.id)
Sebuah sel dimana potensial luar yang berlawanan menyebabkan reaksi berlangsung dalam arah berlawanan secara spontan disebut sel elektrolisis, sel seperti ini menggunakan energi listrik yang dihasilkan oleh rangkaian luar untuk melakukan reaksi kimia yang sebetulnya tidak dapat berlangsung. Jika sebuah sel diubah menjadi sebuah sel elektrolisis dengan penambahan sumber potensial luar yang berlawanan arah dengan aliran elektron, juga terdapat sebuah pembalikan pada sisi anoda dan katoda. Dalam sel elektrolisis, oksidasi berlangsung di elektroda perak, yang karenanya menjadi anoda, dan elektroda tembaga menjadi katoda (Oxtoby, 2001:379).
Segi kuantitatif dari elektrolisis dikembangkan terutama oleh Faraday. Ia mengamati bahwa massa produk yang terbentuk (atau reaktan yang dikonsumsi) pada suatu elektroda berbanding lurus dengan banyaknya listrik yang ditransfer di elektroda itu dan massa molar zat terkait. Dalam suatu percobaan elektrolisis, kita biasanya mengukur arus (dalam ampere, A) yang melewati sel elektrolitik dalam jangka waktu tertentu. Hubungan antara muatan (dalam coloumb, C) dan arus ialah 1C = 1A x 1s dengan kata lain, satu coloumb ialah kuantitas muatan listrik yang melewati sembarang titik pada rangkaian dalam 1 detik jika arusnya 1 ampere (Chang, 2005:222)

    V.            ALAT DAN BAHAN
Alat:
Multimeter      1 buah
Neraca             1 buah
Stopwatch       1 buah
Capit buaya     2 buah
Gelas air mineral         1 buah
Amplas            1 lembar
Power Supply  1 buah

Bahan:
Lempeng Zn    1 lempeng
Lempeng Cu   1 lempeng
Lempeng Fe    1 lempeng
ZnSO4 1M       15 ml
CuSO4 1M      15 ml

 VI.            LANGKAH KERJA DAN HASIL
Untuk larutan ZnSO4
No.
Langkah Kerja
Hasil
1.
Menuangkan 15 ml ZnSO4 1M ke dalam gelas air mineral.

2.
Mengamplas lempeng Zn dan lempeng Fe dan menimbangnya
Massa Zn 2,6 gram
Massa Fe 6,6 gram
3.
Menyusun rangkaian sel elektrolisis
5 menit pertama arus yang dihasilkan 0.04 mA
5 menit kedua arus yang dihasilkan 0,04 mA
5 menit ketiga arus yang dihasilkan 0,04 mA
4.
Menimbang kembali Fe dan Zn yang telah direaksikan.
Massa Zn berkurang menjadi 2,5 gram
Massa Fe bertambah menjadi 6,9 gram

Untuk larutan CuSO4
No.
Langkah Kerja
Hasil
1.
Menuangkan 15 ml CuSO4 1M ke dalam gelas air mineral.

2.
Mengamplas lempeng Cu dan lempeng Fe dan menimbangnya
Massa Cu 2,65 gram
Massa Fe 2,8 gram
3.
Menyusun rangkaian sel elektrolisis
5 menit pertama arus yang dihasilkan 0.11 mA
5 menit kedua arus yang dihasilkan 0,5 mA
5 menit ketiga arus yang dihasilkan 0,4 mA
4.
Menimbang kembali Fe dan Cu yang telah direaksikan.
Massa Cu berkurang menjadi 2,63 gram
Massa Fe bertambah menjadi 2,85 gram

VII.            ANALISIS DATA
Larutan
ZnSO4
5 menit ke-
Arus
elektroda
Zn
Fe
1
0,04 mA
Massa awal
2,6 gr
6,6 gr
2
0,04 mA
Massa akhir
2,5 gr
6,9 gr
3
0,04 mA

Larutan
 CuSO4

5 menit ke-
Arus
Elektroda
Cu
Fe
1
0,11 mA
Massa awal
2,,65 gr
2,8 gr
2
0,5 mA
Massa akhir
2,63 gr
2,85 gr
3
0,4 mA


VIII.            PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kita mengamati energi listrik dirubah ke energi kimia oleh seperangkat alat yang disebut sel elektrolisis.
Percobaan pertama dilakukan elektrolisis larutan ZnSO4 dengan elektroda Zn dan Fe. Pada elektrolisis katoda adalah Zn, reaksinya:
Zn2+ (aq) + 2e àZn (s)
Sedangkan anodanya kita pakai yang tidak inert yaitu Fe sehingga langsung ikut bereaksi, reaksinya:
Fe (s) àFe2+ (aq) + 2e
Massa Zn berkurang dan massa Zn bertambah. Kedua elektroda juga berubah warna karena elektron saling bertukar satu sama lain. Seharusnya massa Zn bertambah dan massa Fe berkurang.
Pada percobaan kedua dilakukan elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Cu dan Fe. Katodanya adalah Fe, reaksinya:
Fe2+ (aq) + 2e à Fe (s)
Sedangkan anodanya kita pakai yang tidak inert yaitu Cu sehingga ikut bereaksi, reaksinya:
Cu (s) à Cu2+ (aq) + 2e
Massa Fe bertambah karena tembaga meluruh dan menempel pada elektroda Fe. Arus yang dibutuhkan untuk melakukan elektrolisis ±0,34 mA.

 IX.            KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1.         Elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
2.         Logam/elektroda yang mengalami oksidasi (katoda) massanya bertambah.
3.         Logam/elektroda yang mengalami reduksi (anoda) massanya berkurang.
4.         Logam/elektroda yang mengalami reduksi meluruh dan mengendap di elektroda katoda.
5.         Arus yang dibutuhkan untuk elektrolisis ZnSO4 dengan elektroda Zn dan Fe adalah 0,04 mA.
6.         Arus yang dibutuhkan untuk elektrolisis CuSO4 dengan elektroda Cu dan Fe adalah ±0,34 mA.

    X.            DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid II. Jakarta: Erlangga. 2004.
Oxtoby, Ralph H. Kimia Modern Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2001.
Syukri, S. Kimia Dasar. Bandung: Penerbit ITB. 1999.
Anonim. Sel Elektrokimia. imc.kimia.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-dasar-ii/bab-3-sel-elektrokimia. Diakses pada 10 April 2014 pukul 19.24 WIB

Anonym. Sel elektrokimia. kimia.unnes.ac.id/kasmui/elektrokimia/sel-elektrokimia-htm. Diakses pada 10 April 2014 pukul 20.39 WIB