LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 2
Biokimia
Tanggal
: 21 April 2014
Disusun Oleh:
Nama: Ghina Rahmawati
Nim: 1113016200012
Kelompok 1 Kimia 2a (Kloter 1)
1.
Khansa Nur Haida Muhsin 1113016200002
2.
Raden Rizka Pratiwi 1113016200016
3.
Mega Firdhania 1113016200018
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta
2014
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Biokimia
II.
TANGGAL PRAKTIKUM
Senin,
21 April 2014
III.
TUJUAN PRAKTIKUM
1.
Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi
pada uji karbohidrat.
2.
Mengetahui kandungan yang terdapat pada
pati.
IV.
LANDASAN TEORI
Ilmu
biokimia menjelaskan proses-proses reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hidup
(Bintang, 2010:1). Proses biokimia yaitu proses yang terjadi dalam makhluk
hidup (organisme). Organisme tidak lain adalah kumpulan berbagai senyawa kimia
yang bercampur, bereaksi, dan berinteraksi satu sama lain dengan cara dan
susunan yang rumit, tetapi terorganisasi dengan baik sekali. Empat kelompok
senyawa penting dalam organisme yaitu protein, karbohidrat, lipid, dan asam
nukleat (Syukri, 1999:713)
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon yang mengandung atom hydrogen dan oksigen dengan rumus
umum Cn(H2O)n. di dalam ilmu biokimia terdapat beberapa
jenis karbohidrat yang memiliki peranan penting, antara lain monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa, ribose), disakarida (laktosa, sukrosa, maltose),
dan polisakarida (glikogen pada hewan dan selulosa pada tanaman). Uji kualitatif
dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau jenis karbohidrat dalam suatu
bahan (Syukri, 1999:87)
Karbohidrat
adalah senyawa yang mengandung unsur C,H, dan O. senyawa-senyawa karbohidrat
memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau
keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil. Karena itu,
karbohidrat suatu polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut
(Ngili, 2010:1).
V.
ALAT DAN BAHAN
Alat:
Tabung
reaksi 5
buah
Rak
tabung reaksi 1 buah
Pipet
tetes 6 buah
Penangas 1 buah
Penjepit 1 buah
Kertas
indicator pH 1 lembar
Stopwatch 1
buah
Bahan:
Larutan
pati 1% 12,5 ml
Iodine
encer secukupnya
HCl
pekat 3 tetes
Benedict secukupnya
NaOH secukupnya
Larutan
N2S2O3 secukupnya
VI.
LANGKAH KERJA DAN HASIL
Percobaan
1
No.
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1.
|
Menuangkan 2,5
ml larutan pati ke dalam tabung reaksi dan didiamkan hingga filtrate dan
endapan terpisah.
|
|
2.
|
Pisahkan
endapan dengan filtrate dengan menuangkan filtrate ke tabung 2.
|
|
3.
|
Tetesi
keduanya dengan iodine hingga berubah warna.
|
Endapan
ditetesi 3 tetes iodine berwarna ungu.
Filtrate
ditetesi 11 tetes iodine berubah warna menjadi coklat.
|
Percobaan
2
No.
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1.
|
Menuangkan 5
ml pati dan 3 tetes HCl pekat ke dalam tabung reaksi. Lalu dipanaskan dalam
penangas.
|
|
2.
|
Ambil larutan
setiap 3 menit sekali dan letakan di pelat tetes. Lalu tambahkan iodine
|
Warna hilang
saat ditetesi 18 tetes pati dan 6 tetes iodine (sebelumnya berwarna ungu
ketika ditetesi iodine) waktu yang diperlukan 18 menit 6 detik.
|
3.
|
Sisa larutan
pati dalam tabung reaksi di netralkan dengan NaOH.
|
3 tetes NaOH untuk menetralkan.
|
4.
|
Lalu diuji
benedict dan lihat perubahan yang terjadi.
|
Berwarna biru
dan selanjutnya tidak terjadi perubahan.
|
Percobaan
3
No.
|
Langkah Kerja
|
Hasil
|
1.
|
Menuangkan
masing-masing 2,5 ml pati dan ke dalam 2 tabung reaksi. Lalu ditetesi dengan
iodine.
|
Berubah warna
menjadi biru.
|
2.
|
Tabung 1
dipanaskan hingga warna biru hilang.
|
Larutan
berubah warna menjadi bening setelah 01.03 menit dipanaskan.
|
3.
|
Diamkan tabung
1 pada rak tabung dan catat waktu hingga terjadi perubahan warna.
|
Tidak terjadi
perubahan warna setelah 1 jam pengamatan.
|
4.
|
Tambahkan
larutan N2S2O3 pada tabung 2 hingga warna
hilang
|
Larutan
berubah warna menjadi bening setelah ditetesi 20 tetes N2S2O3.
|
5.
|
Diamkan tabung
2 dalam rak tabung dan catat waktu hingga perubahan warna terjadi.
|
Warna putih
terbentuk setelah 40,31 menit.
|
VII.
ANALISIS DATA
Ø Percobaan
1
Endapan pati + 3 tetes iodine à
warna ungu
Filtrate pati + 11 tetes iodine à
warna coklat
Ø Percobaan
2
Pati 5 ml + 3 tetes HCl pekat dipanaskan
diambil sampel dan ditambahkan iodine à warna ungu
18 tetes pati + 6 tetes iodine à
warna hilang
Dinetralkan dengan 3 tetes NaOH pH=7
waktu 18 menit 6 detik
Uji benedict àtidak
berubah
Ø Percobaan
3
Tabung 1 : pati + 4 tetes iodine à
warna coklat kebiruan, dipanaskan à warna hilang
pada 01.03 menit, didinginkan à terbentuk warna putih.
Tabung 2 : pati + 4 tetes iodin à
warna coklat kebiruan + N2S2O3 20 tetes à
warna hilang, didiamkan à warna putih setelah 40,31 menit.
VIII.
PEMBAHASAN
Dalam
praktikum kali ini dilakukan uji terhadap larutan pati. Uji iodine dan uji
benedict untuk mengetahui kandungan karbohidrat di dalam pati. Pada uji iod,
pelat tetes diisi dengan bahab yang diuji secukupnya, kemudian larutan iod
encer ditambahkan kedalam bahan tersebut. Percobaan dilakukan menggunakan bahan
bubuk pati, gum Arab, dan agar-agar (www.academia.edu)
Percobaan
pertama larutan pati didiamkan hingga terpisah antara endapan dan filtrate,
lalu dipisahkan antara filtrate dan endapan. Saat ditetesi iodine pada endapan
pati terjadi perubahan warna menjadi ungu, ini menandakan pada endapan tersebut
terdapat kandungan amilosa. Sedangkan filtrate yang ditetesi iodine berwarna
coklat, ini menandakan bahwa selain mengandung amilosa, larutan juga
mengandung glikogen. Kepekatan endapan
membuatnya cepat bereaksi saat ditetesi 3 tetes iodin sedang filtrate harus 11
tetes baru bereaksi.
Percobaan
kedua pati sebanyak 5 ml ditambahkan 3 tetes HCl pekat (6 molar) lalu
dipanaskan. Setiap 3 menit diambil sampelnya dan diletakkan pada pelat tetes
dan ditambahkan iodine, terbentuk warna ungu yang menandakan pati mengandung
amilosa. Tetapi pada saat diteteskan 18 tetes pati dan 6 tetes iodine atau pada
saat pemanasan 18 menit 6 detik warna ungu tidak lagi terlihat. Ini disebabkan
senyawa iodine hanya stabil dalam larutan dingin. Pada pemanasan, warna biru
akan hilang karena molekul pati merenggang, sehingga iod lepas dari kumparan
pati (Bintang, 2010:92). Lalu larutan yang tidak ikut direaksikan dengan iodin
dinetralkan dengan NaOH sampai pH 7 lalu dilakukan uji benedict. Seharusnya reaksi
ini menghasilkan endapan berwarna hijau, kuning, atau merah bata yang
menunjukan bahwa larutan pati mengandung glukosa. Tetapi dikarenakan percobaan
dilakukan pada larutan pati yang sudah dingin sehingga reaksi tidak terjadi,
perlu dilakukan pemanasan kembali agar reaksi terjadi.
Percobaan
ketiga, laruta pati pada tabung 1 diteteskan 4 tetes iodine dan perubahan warna
menjadi coklat kebiruan, ini karena larutan pati mengandung amilosa. Lalu dilakukan
pemanasan tinggi hingga warna hilang selama 1 menit 3 detik. Lalu didinginkan
agar warna coklat kebiruan terbentuk kembali. Namun setelah didiamkan 40 menit
31 detik warna tidak kembali, dan hanya terbentuk warna putih. Mungkin ini
disebabkan karena pemanasan yang terlalu lama sehingga molekul pati yang
merenggang tidak mau merapat lagi. Pada tabung 2, larutan pati ditambah 4 tetes
iodin membentuk warna coklat kebiruan lalu ditetesi larutan N2S2O3
hingga warna hilang lalu didiamkan. Setelah diamati selama satu jam warna
coklat kebiruan tidak lagi terbentuk. Ini disebabkan reaksi pati dengan iodin
telah diuraikan oleh N2S2O3.
IX.
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1.
Karbohidrat terdapat pada pati 1%.
2.
Warna biru/ungu yang dihasilkan pada
penambahan iodin pada larutan pati menandakan larutan pati mengandung amilosa.
3.
Endapan yang dihasilkan saat pati
direaksikan dengan benedict merupakan ciri benedict mengandung glukosa.
4.
Pemanasan menyebabkan molekul pati
merenggang sehingga iod lepas dari kumparan pati dan warna biru/ungu hilang.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta:
Erlangga. 2010.
Ngili, Yohanis. Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.
2010.
Syukri, S. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB.
1999.
Anonim. www.academia.edu/6162141/Uji_karbo_ii.
Diakses pada 26 April 2014 pukul 05.31 WIB